Kemarin, saya bolos ke kantor untuk sekadar menuntaskan perkuliahan semester genap di STEI tahun ini (wajar -dengan pengecualian-, jikalau sebagian dari anda tidak mengenal kampus ini, salah satu dosen kami, menyebutnya Sekolah Tinggi Elmu Ikonomi). Sepakat atau tidak, saya menyebut semester ini semester yang cukup melelahkan. Hampir mirip dengan semester ketiga di STAN, di mana di sana ada Trio Macan (begitu temanteman di STAN menyebutnya dulu untuk tiga mata kuliah “terkutuk”, Intermediete Accounting, Financial Management, dan Cost Accounting) plus beberapa mata kuliah hafalan –dan saya paling tidak bisa menghafal, apalagi menghafal pelajaran-.
Ya. Semester ini senin sampai sabtu saya kuliah. Melelahkan sekali, bukan? Siang bekerja mencari uang, malam kuliah mencari ilmu -halah-. Ahad, mencari istri -Haha, nggak lah-. Yang saya “sukai” dari semester ini adalah ada 4 mata kuliah akuntansi sekaligus (wow), akuntansi keuangan 2, akuntansi keuangan lanjutan 1, akuntansi manajemen, dan akuntansi pemerintahan. Mereka mungkin empat bersaudara, satu bapak, lain ibu. Pas kan, maksimal 4 orang istri (haduh, ngomong apa saya??). Yang jelas, mereka cukup menguras energi dan pikiran saya satu semester ini. Untungnya, ada Auditing 1 dan Sistem Pengendalian Manajemen sebagai mata kuliah penghibur. Bukan karena pelajarannya mudah, tapi karena dosennya lebih mirip pelawak. Maaf, jika Bapak Dosen membaca tulisan ini, lagipula itu pujian kok *ngeles.
Itulah yang membuat saya terasa begitu lega. Sampaisampai saya merasa harus mengambil cuti beberapa hari setelah USM ini (di STAN dulu USM kepanjangan dari Ujian Saringan Masuk, tapi di STEI USM adalah Ujian Standar Mutu, entah siapa yang lebih dulu membuat singkatan, semoga saja tidak terjadi konflik antara dua almameter saya ini di kemudian hari, mungkin sebaiknya salah satu dari mereka mem-paten-kan singkatan USM, sekadar saran, atau sekadar intermezo), bukan karena merayakan berlalunya semester ini ding, tapi memang ada “sedikit urusan” di kampung halaman.
Dan, lagi. Setelah semester ini, berarti tinggal 15 SKS lagi. 9 SKS kuliah, 6 SKS skripsi. Dengan asumsi, tidak ada matakuliah yang harus diulang -amin-. Maka, tidak ada lagi kuliah dari senin sampai sabtu! Yee. Itu juga, yang membuat saya begitu lega. Alhamdulillah, bahwa semester ini akhirnya selesai juga.
Tetapi, agak sedih juga. Berarti kuliah saya tinggal sebentar lagi ya. Padahal, saya lebih suka belajar dari pada bekerja. Lebih suka ke kampus dari pada ke kantor. Lebih suka mengerjakan PR dari pada mengerjakan tugas kantor. Dan belakangan, lebih suka daging ikan dari pada daging ayam. Mungkin hanya karena bekerja digaji sedangkan belajar tidak saja yang membuat saya tetap bekerja. Haha. Jadi, seandainya ada belajar yang digaji, saya daftar. Sedih juga, karena saya tidak sekelas lagi dengan temanteman, saya tidak ambil semester pendek. Mau “istirahat” dulu. Jadi, semester depan sepertinya saya harus mencaricari teman, sekadar untuk menitipkan Surat Tugas ketika bolos kuliah, mungkin. Saya juga harus pindah kos, tidak memungkinkan lagi untuk tetap tinggal di kos ini untuk masa depan saya sepertinya. Hikz..
Tetapi ini lah, hidup. Dinamis. Berputar. Ada masa kanakkanak. Ada masa dewasa. Ada masa tua. The show must go on. Dan, semester ini pun berlalu..
nih..Fikha comment..abis ntar disangka ga sopan lagih...hihi..posting an qta kenapa sama???
ReplyDelete