Audit merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh/mengetahui/mengumpulkan fakta-fakta (kondisi) terkait objek audit melalui teknik-teknik audit --yang antara lain interview (wawancara), verifikasi, observasi (pengamatan), dan inspeksi-- kemudian membandingkannya dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya --pada tahap perencanaan audit.
Dari pembandingan tersebut, --mungkin-- didapatkan beberapa kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria. Kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria itulah yang dinamakan dengan temuan audit (audit findings). Temuan-temuan tersebut sebisa mungkin dikomunikasikan sejak awal dengan pihak terperiksa (auditee) untuk memperoleh pemahaman yang sama.
Tugas auditor tidak hanya sampai sebatas itu, mereka harus menganalisis lebih lanjut akibat yang timbul --atau berpotensi timbul-- dari masing-masing temuan. Akibat sebisa mungkin dikuantifikasi (dinyatakan dalam nominal uang). Selain itu, auditor pun harus menemukan sebab yang merupakan akar masalah (root cause) dari temuan tersebut.
Terakhir, auditor harus memberikan rekomendasi atau saran perbaikan dari masing-masing permasalahan (temuan). Rekomendasi ini harus benar-benar merupakan solusi permasalahan. Rekomendasi sering dikaitkan dengan sebab, yakni rekomendasi seharusnya menghilangkan sebab sehingga permasalahan yang sama tidak muncul kembali di kemudian hari. Selain itu, rekomendasi yang baik harus praktis dan aplikatif (dapat --dengan mudah-- diterapkan).
Sebelum menyusun rekomendasi, ada baiknya auditor meminta tanggapan auditee untuk menyamakan persepsi dan/atau mungkin terdapat bukti baru yang bisa disampaikan oleh auditee. Selain itu, auditor juga dapat mempertimbangkan temuan-temuan mana saja yang akan dimuat dalam laporan audit dan temuan-temuan mana yang cukup disampaikan kepada manajemen sebagai catatan; dengan melihat signifikansi akibat dari masing-masing temuan.
Setelah kondisi, kriteria, akibat, sebab, tanggapan, dan rekomendasi selesai disusun dalam konsep laporan audit, tim audit menyampaikannya kepada auditee sekaligus meminta rencana aksi (action plan) atas rekomendasi-rekomendasi yang diberikan.
Berdasarkan rencana aksi auditee tersebut, konsep laporan audit direvisi dan direviu kembali sebelum menjadi laporan audit final yang siap diterbitkan dan disampaikan kepada para pemilik kepentingan (stakeholder).
The last but not least, sebagai catatan tambahan nan tak --kalah-- penting, produk utama auditor adalah rekomendasi dan bukan temuan --seperti yang telah mendarah daging pada diri auditor kolot kuno konvensional. Jadi, yang terpenting bukanlah seberapa banyak temuan yang didapatkan tim audit tetapi apakah rekomendasi yang diberikan dapat memberi nilai tambah; menyelesaikan masalah-masalah yang ada dan akhirnya mampu meningkatkan kinerja auditee. Dari sini juga ditekankan pentingnya pemantauan tindak lanjut hasil audit; apakah rekomendasi-rekomendasi yang diberikan telah dilaksanakan oleh auditee dengan baik dan efektif.
audit |
Disadur dari pendidikan, pelatihan, dan pengalaman
Comments
Post a Comment