Risiko --bukan r[e]siko-- adalah potensi kejadian yang dapat menghambat pencapaian tujuan. Tidak hanya organisasi, setiap orang sebenarnya --bahkan mungkin setiap saat-- mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko. Misalnya, Bunga (bukan nama sebenarnya) ingin pergi ke pasar *iya sih, harusnya Sarimin yang pergi ke pasar. Karena sedang musim penghujan, Bunga dapat mengidentifikasi satu risiko: kehujanan. Bunga menganalisis kemungkinan dan dampak kehujanan. Langit terlihat mendung, maka Bunga menilai kemungkinan hujan sangat besar. Dampak bila ia kehujanan juga terhitung besar karena ia sedang tidak sedang fit. Maka alih-alih menerima risiko kehujanan, Bunga memitigasi (mengurangi) risiko kehujanan dengan membawa sebuah payung.
Ada dua kunci utama dalam konsep risiko; potensi/kemungkinan terjadi dan dampak/akibat yang ditimbulkan. Tingkat risiko ditentukan dengan mempertimbangkan dua unsur tersebut. Misalkan dalam skala 1 s.d. 10, risiko kemungkinan hujan dari contoh di atas dinilai 9 (karena mendung) dan dampak kehujanan bagi Bunga --masuk angin, misalnya-- dinilai 9, maka risiko kehujanan bagi Bunga adalah perkalian antara kemungkinan dan dampak 81 (9x9). Bunga menilai 81 adalah tinggi untuk sebuah risiko.
Risk appetite (tingkat risiko yang dapat diterima) adalah batas tingkat risiko yang tidak akan dilakukan tindakan apapun, karena kemungkinan terjadinya kecil dan/atau dampaknya tidak seberapa. Misal risk appetite Bunga adalah 60. Dalam contoh di atas nilai 81 melebihi risk appetite, maka Bunga membawa payung ke pasar.
Misalnya sedang musim kemarau dan Bungaanti air tahan hujan karena Bunga adalah anak kampung yang memang suka hujan-hujanan *ya kayak masa lalu kamu gitu lah. Setelah dinilai seperti perhitungan di atas ternyata risiko kehujanan hanya 50 di bawah risk appetite Bunga yang 60. Maka, Bunga akan ke pasar tanpa membawa payung, jas hujan, ataupun daun pisang.
Misalnya sedang musim kemarau dan Bunga
Risk tolerance (tingkat risiko yang masih dapat ditoleransi) adalah sedikit di atas risk appetite; batas tingkat risiko yang masih dapat diterima, walaupun agak ketar-ketir --kalau orang Jawa bilang. Misalnya ternyata risiko kehujanan hanya 61 --walaupun melebihi risk appetite tetapi-- masih di bawah risk tolerance Bunga yang 65. Maka, Bunga akan ke pasar tetap tanpa membawa payung, jas hujan, ataupun daun pisang, walaupun agak deg-degan.
risiko |
Comments
Post a Comment