Skip to main content

konsep risiko (2)

Melanjutkan yang kemarin__

respon terhadap risiko














Risk Appetite dan Risk Tolerance *makhluk apa itu? baca dulu di sini* berguna untuk menentukan respon terhadap risiko. Jika tingkat risiko masih di bawah keduanya, maka besar kemungkinan respon terhadap risiko adalah diterima (tolerated) seperti yang telah dicontohkan pada artikel sebelumnya. Namun, jika tingkat risiko sudah di atas Risk Tolerance, maka respon terhadap risiko dapat berupa ditanggulangi (treated), dialihkan (transfered), atau dihentikan (terminated).

Contoh risiko yang ditanggulangi (treated) seperti membawa payung, jas hujan, atau daun pisang di kala mendung. Sedangkan contoh risiko yang dialihkan (transfered) misalnya Bunga memperalat meminta tolong adiknya untuk pergi ke pasar dengan memberinya upah serebu perak dengan begitu risiko kehujanan berpindah ke adiknya *kesian syekali adik Bunga* (umumnya dicontohkan asuransi untuk risiko yang dialihkan). Contoh risiko yang dihentikan (terminated) yaa.. Bunga tidak jadi pergi ke pasar, ditunda sampai lain hari ketika matahari bersinar terang cerah ceriaaa....

Sumber lain menyebutkan lima jenis respon terhadap risiko, yaitu: menghindari risiko (avoiding), mengurangi (mitigating), memindahkan (sharing/transfering), mengendalikan (controling) dan mengoptimalkan (exploiting).

Menghindari risiko (avoiding) identik dengan dihentikan (terminated) pada klasifikasi sebelumnya. Memindahkan (sharing/transfering) identik dengan dialihkan (transfered). Mengendalikan (controling) identik dengan ditanggulangi (treated). Mengurangi (mitigating) misalnya: alih-alih jalan kaki ke pasar, Bunga naik motor ke pasar. Jika benar-benar hujan, Bunga tetap saja kehujanan, tetapi kehujanan saat naik motor tidak selama (sama lamanya, red) jika ia kehujanan saat jalan kaki ke pasar sehingga dampak yang timbul dari kehujanan dapat dikurangi. Mengoptimalkan (exploiting) sama dengan menjadikan risiko sebagai motivasi, misalnya: Bunga berkata dalam hati, "Wah, mendung sekali.. Aku harus pergi ke pasar dalam 10 detik, bertransaksi dalam 10 detik, dan kembali ke rumah dalam 10 detik!!!" *The Flash kaleee...*

Sekian, dulu. Selanjutnya, risiko dalam audit, insyaAllah.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum...

Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (5)

Praktik-praktik Manajemen Laba Fenomena adanya praktik manajemen laba pernah terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk., berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp32,7 miliar. Kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terhadap PT Indofarma Tbk. (Badan Pengawas Pasar Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai barang dalam proses diniliai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar  Rp28,87 miliar. Akibatnya penyajia...

Imunisasi, Satu Lagi Siasat Keji Yahudi

imunisasi dalam timbangan Alhamdulillah , istri saya saat ini telah memasuki bulan keempat kehamilannya. Persiapan demi persiapan menjadi sepasang ayah dan ibu yang baik pun mulai kami usahakan. Masalah kesehatan menjadi prioritas utama bagi kami –tentu saja setelah masalah agama-. Salah satu yang menjadi topik pembicaraan kami dalam penantian sang buah hati adalah imunisasi atau vaksinasi. Qodarulloh , setelah mencari-cari informasi, bukan hanya ilmu tentang baik atau buruk sebenarnya vaksinasi tersebut, saya justru mendapatkan lebih, tentang indikasi kuat adanya konspirasi Yahudi –lagi-lagi Yahudi Laknatulloh - di balik program vaksinasi ini. Berikut saya ringkaskan artikel “Imunisasi, Siasat Yahudi Lumpuhkan Generasi” dalam Tabloid Bekam pada edisi yang mengangkat Imunisasi sebagai topik utamanya. Semoga bermanfaat. Apa itu Imunisasi/Vaksinasi? Bila bibit penyakit penderita TBC, Hepatitis, Meningitis, HIV, Campak, Polio atau penyakit lai...