Kali ini, karena istri sudah hamil besar, sudah lebih dari tujuh bulan; karena rencana mau lahiran di sana di Solo, saya antar dia pulang, sabtu pagi, 2 April 2011.
Pagi ini, saya telah kembali hadir di Jakarta, kembali bekerja. Hari ini saya akan mulai menjalani hari-hari di sini, sendiri, tanpa istri di sisi. Tapi, insyaAllah, saya akan balik ke Solo dua pekan sekali. Pernah, pernah seperti ini. Rasanya sepi sekali, makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Hanya harus tetap dijalani.
Pengalaman membujang lokal tempo hari harus lah dijadikan pelajaran. Satu hal yang mungkin harus saya lakukan: berhenti mendramatisasi -atau mendramatisir- masalah. Karena alih-alih menyelesaikan masalah, itu malah akan membuat masalah semakin tampak parah -hanya tampak. Membuat kesedihan bertambah, sepi menjadi-jadi.
Namun, bukan berarti kita lalu melupakan orang-orang yang kita cintai di sana. Tetap ingat, hanya saja jangan terlalu dipikirkan masalah keterpisahan jarak dan waktu ini. Toh setiap orang pasti lah kadang bertemu dan berpisah dengan orang lain, entah untuk sementara ataupun untuk selamanya. Tetap jaga komunikasi, untuk sekadar bertanya kabar, atau ngobrol di waktu senggang via telepon misalnya, untuk menunjukkan perhatian kita padanya dan mengurangi rasa rindu di hati.
Baiknya kita sibukkan diri kita dengan melakukan hal-hal positif dan produktif agar tidak terlalu kepikiran. Berkumpul dengan teman-teman agar tidak terlalu kesepian. Dua hal itu, insyaAllah mencukupi untuk menghilangkan kebiasaan melamun. Dan jangan lupa mendoakan orang-orang yang kita sayangi. Semoga semua baik-baik saja.
Maaf, kalau pagi-pagi sudah memaksa Anda ber-empati -curhat-. Semoga menjadi curhat bermanfaat. Siapa tahu Anda mengalaminya, suatu saat.
![]() |
nanti mulai makan malam sendiri |
Comments
Post a Comment