Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2010

Opini Auditor dan Wanita

Ups, kalau Anda mengira tulisan ini tentang pelanggaran etika atau perbuatan immoral, saya sarankan hentikan saja membacanya sebelum saya mengecewakan Anda. Sebenarnya latar belakang tulisan ini adalah karena saya malu, secara saya bekerja pada sebuah “KAP” terbesar se-Indonesia raya, dan secara tulisan saya di blog ini sudah agak banyak, tetapi saya belum sekalipun menulis tentang core business tempat saya bekerja, audit. Kali ini saya hanya menyimpan apa yang telinga saya dengar dari senior saya di kepala kemudian menuangkannya dalam sebuah tulisan. Semacam rangkuman dari apa yang saya dengar tentang empat macam opini auditor dari sudut pandang yang langka. Sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara -ceilee.., mogamoga bukan efek dari tugas bikin skripsi mini matkul metlit, jangan pada berhenti dulu bacanya ya, ini bukan tulisan ilmiah kok sebenernya-, salah satu audit yang dilakukan BPK R

Long Distance Relationship (LDR)

Kali ini -karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya-, saya mencoba menulis dengan tangan orang lain (gimana tuh masksutnya?). Eh, salah ding, saya mencoba menulis pikiran orang lain dengan tangan saya. Yang saya lakukan hanya lah, searching di google untuk judul di atas, membaca artikel-artikel pilihan saya, kemudian merangkumnya -dengan sedikit penyesuaian tentu saja- di sini. Yup , saya mulai merasa tidak nyaman dengan keadaan saya saat ini, jauh dari istri. Padahal, salah satu tujuan saya menikah adalah mendapatkan seorang teman yang selalu di sisi saya setiap saat, yang wajahnya adalah yang pertama kali saya dapati ketika terjaga di pagi hari, dan terakhir pula saya lihat sebelum mata terlelap. Tapi, apa daya, takdir tak mungkin ditolak. Faktanya , sekarang saya di sini, dia di sana.

Bujang Lokal

Tak percaya, sekarang saya sendiri mengalaminya. Bujang lokal. Istilah itu pertama kali saya dengar –sekaligus saya tertawakan entah kenapa, mungkin karena unik saja- waktu berkunjung ke Papua. Mereka (para pegawai di Perwakilan, red) menamakan diri seperti itu lantaran terpisah dari keluarga, terutama istri. Mereka, mau tak mau ditugaskan di luar Jawa, sementara istri –dan anakanak, mungkin- harus tetap di Jawa karena satu dan lain alasan. Walaupun mereka memperlihatkan keceriaan saat makan malam, tapi kesedihan dan kepedihan itu tak bisa disembunyikan begitu saja, pun tampak jelas di wajahwajah mereka. Beberapa pejabat –juga pegawai biasa- tetap membawa serta istri mereka ke kota kerja mereka di luar Jawa, salut. Agak berbeda dengan kasus saya. Saya tidak atau belum -dan mudahmudahan takkan pernah- ditugaskan di luar Jawa, tapi istri saya sudah tidak bersama saya lagi saat ini. Kebahagiaan yang baru saya rasakan beberapa bulan, kembali hilang. S

Kuliah Kerja Nikah

Skripsi, S.K.R.I.P.S.I., tujuh huruf itu kini senantiasa terngiangngiang di kepala mungil saya (mungil, kalau dibandingin kepala gajah, hhe). Padahal masih ada tiga mata kuliah lagi yang harus dibereskan sebelum semester depan benerbener harus bikin skripsi. Tapi ya dasarnya saya seorang visioner (halah..), selalu berpikir jauuuh ke depan, selalu (inginnya) sedia payung sebelum hujan, sedia perahu karet sebelum banjir. Maka, saya pun sedia (lebih tepatnya caricari) judul skripsi sebelum bikin skripsi, syukursyukur udah sedia pula simpulan dan sarannya. Tapi apa boleh dikata, sampai sekarang, memahami apa sebenarnya makhluk bernama skripsi itu pun saya masih sulit. Metode penelitian, “mata kuilah pengantar menuju penyusunan skripsi”, walaupun sedikit membantu, namun tidak sepenuhnya memahamkan saya tentang hakikat skripsi itu sendiri. *pending.. Istri saya belakangan ini sangat susah makan! Bukan. Bukan karena cacingan, tetapi karena lagi hamil muda. Hhe.. “Memang seperti itu.”, ka