Kali ini -karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya-, saya mencoba menulis dengan tangan orang lain (gimana tuh masksutnya?). Eh, salah ding, saya mencoba menulis pikiran orang lain dengan tangan saya. Yang saya lakukan hanya lah, searching di google untuk judul di atas, membaca artikel-artikel pilihan saya, kemudian merangkumnya -dengan sedikit penyesuaian tentu saja- di sini.
Yup, saya mulai merasa tidak nyaman dengan keadaan saya saat ini, jauh dari istri. Padahal, salah satu tujuan saya menikah adalah mendapatkan seorang teman yang selalu di sisi saya setiap saat, yang wajahnya adalah yang pertama kali saya dapati ketika terjaga di pagi hari, dan terakhir pula saya lihat sebelum mata terlelap. Tapi, apa daya, takdir tak mungkin ditolak. Faktanya, sekarang saya di sini, dia di sana.
Apa itu LDR?
Long Distance Relationship (LDR), Hubungan Jarak Jauh, istilah ini sering dipakai anak muda yang berpacaran jarak jauh. Jadi, untuk membedakannya -karena saya membenci pacaran dan menyukai pernikahan-, mulai sekarang kita ganti istilahnya menjadi Long Distance Love (LDL). Pokoknya, yang berbau pacarpacaran ga jelas itu, kita ganti dengan pernikahan saja.
Long Distance Love (LDL), Cinta Jarak Jauh merupakan hubungan percintaan di antara sepasang kekasih (suami istri, red) yang jaraknya berjauhan antara satu dengan yang lain. Semakin banyak pasangan yang mempraktekkan cinta jarak jauh tersebut karena kemudahan Internet dan sistem telekomunikasi yang berkembang semakin pesat sekarang ini. Cinta jarak jauh dapat berjalan lancar bila pasangan saling percaya satu sama lain. Kekuatan cinta jarak jauh sebenarnya terletak pada pasangan itu sendiri*. Banyak yang berpendapat bahwa cinta jarak jauh sulit untuk dipertahankan. Ini dikarenakan mereka tidak berusaha menjadikan cinta jarak jauh mereka sebagai satu tanggungjawab untuk mereka pertahankan. (Wikipedia.com)
Btw, jadi berasa latian bikin skripsi aja neh?! Hhe..
Kekurangan dan kelebihan
Pada zaman dahulu sebelum ada teknologi seperti sekarang seperti handphone dan internet, dan yang ada hanyalah Pak Pos, kesetiaan pasangan yang mempraktekkan LDL benarbenar diuji. Bayangkan, untuk berkirim kabar saja harus memakan banyak waktu. Menulis surat, pergi ke kantor pos, dsb dsb. Namun, saat ini bila kita ingin atau terpaksa harus menggunakan sistem LDL, dengan makin majunya teknologi komunikasi, seseorang dapat dengan mudah berkomunikasi. Adanya handphone dan internet sangat mencukupi. Sudah lama tidak bertemu, ingin sekedar mendengarkan suara sang pujaan hati, tinggal sms, telepon, chatting, bahkan video calling. (Google.com) –mulai ngaco aja referensinya-
Ketidaknyamanan LDL, terletak pada tidak bertemunya secara langsung, seseorang dengan pasasngannya. Dan, menurut saya, pertemuan langsung itu tidak akan atau bahkan tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi macam apa pun. Sms, telepon, chatting, video call dan kawankawan, kronikroni, serta ormas-ormas, berikut antekanteknya memang sedikit mengurangi rasa rindu itu (catat: hanya sedikit!), sama sekali tidak sepenuhnya. Karena obat rindu hanyalah bertemu. (entah kalau ini hanya berlaku bagi saya). Yang kedua, seperti telah disebutkan Wikipedia, adalah masalah ketidakpercayaan. Tapi, untuk kasus saya, bisa diabaikan, insyaAllah. Hhe.. (estehmanishangatnggakpakegula.blogspot.com)
Sebenarnya LDL juga bisa membuat kita menjadi lebih mudah bahagia. Betapa tidak, hal-hal kecil seperti di-sms atau ditelepon saja sudah bisa membuat mood seharian berubah menjadi taman bunga lengkap dengan segala bunga-bunga yang wangi semerbak sepanjang masa. (Kompasiana.com) –maapmaap, kalau kelebihannya terlalu dipaksakan, hhe-
Solusi
Jika Anda buntu dan takut untuk ber-cinta jarak jauh, risau dengan kebahagiaan masa depan Anda, maka tiga cara berfikir di bawah adalah perkara paling penting untuk Anda pelajari hari ini sebelum menceburi ‘bidang’ cinta jarak jauh Anda.
1. Pemikiran Positif
Well, terkesan klise dan biasa-biasa saja, tetapi dampaknya cukup besar jika Anda dan pasangan memulai hubungan jarak jauh tanpa mental yang cukup. Cinta jarak jauh mempunyai RISIKO, yaitu pasangan Anda mungkin berubah angin (bukan masuk angin). Maka persoalannya, adakah Anda bersedia untuk berfikir secara POSITIF di dalam hubungan jarak jauh Anda? Think about it.
2. Pemikiran ke Depan
Selain pemikiran positif, satu lagi pemikiran yang penting adalah untuk melihat kesuksesan cinta jarak jauh Anda. Anda dan pasangan Anda harus melihat ke depan, citacita/kehidupan yang ingin Anda berdua capai. Dengan pemikiran ini, Anda akan dapat menngatasi ambatanhambatan jika dalam cinta jarak jauh, terdapat prasangkaprasangka yang menghujani Anda. Anda tahu apa yang Anda mau. Go for it.
3. Pemikiran Kreatif
Apa yang Anda dapat pada hubungan jarak jauh? NOTHING! Ya, tiada apa-apa. Anda hanya sendiri dengan hubungan jarak jauh Anda. Tetapi, siapa bilang hubungan jarak jauh tidak dapat membahagiakan. Siapa kata hubungan jarak jauh tidak boleh bermesra, berpegangan tangan dan romantik?
Di sinilah pemikiran kreatif Anda memainkan peranannya. Dengan kemudahan teknologi semunya di ujung jari Anda, malah jika kena caranya, hubungan Anda akan menjadi hangat dan romantik lebih dari hubungan biasa yang membosankan. Pikirkan.
OK, itulah tiga cara berfikir yang perlu Anda sematkan di dalam diri Anda, yang perlu Anda komitmenkan sebelum Anda membuat keputusan cinta jarak jauh. Jangan terlalu ikutkan perasaan dan menyesal di kemudian hari. (senicinta.com)
Tambahan dari saya, jika Anda terlanjur terjebak dalam LDL dan kemudian merasa tidak mampu untuk melanjutkannya, saran saya lebih baik Anda mencari cara agar kalian selalu bersama.
NB: Kayaknya saya kurang cocok dengan cara menulis seperti ini. Ambil non skripsi aja apa ya?
Comments
Post a Comment