seperti berteduh sejenak di sebuah pohon |
Tak habis pikir, masih ada saja –bahkan mayoritas- manusia pontang-panting mengejar nenek-nenek ber-make up tebal (dunia, red) dan justru mencampakkan gadis cantik di balik tirai hijab (surga, red).
Tak ubahnya seperti anak kecil yang lebih memilih permen daripada uang satu juta –bahkan lebih parah-.
Logika tak sampai..
“seandainya dunia ini berharga di sisi Allah seharga sebelah sayap nyamuk saja, niscaya Dia tidak akan memberikannya kepada orang-orang kafir, walaupun hanya seteguk air.”
*H.R. Tirmidzi*
Faktanya, orang-orang kafir berjaya di dunia, hampir-hampir semua yang ada di dunia Allah berikan kepada mereka, betapa tidak berharganya dunia..
Anehnya, hanya demi sesuap nasi, selekat pakaian di badan, sebongkah kekuasaan, secuil daging, mereka rela mempertaruhkan jiwa raga untuk mencicipi dahsyatnya siksa neraka.
“Pada hari kiamat nanti akan didatangkan penghuni neraka yang ketika berada di dunia dia adalah orang yang paling banyak merasakan nikmat dunia. kemudian orang itu dicelupkan satu kali (saja) ke neraka jahannam lalu ditanya: ‘hai anak Adam, apakah kamu pernah merasakan nikmat walau hanya sedikit? Dia menjawab: ‘tidak, demi Allah, wahai Rabbku.’”
*H.R. Muslim*
Logika tak sampai..
Dapatkah dibandingkan sesuatu yang terbatas dengan sesuatu yang tak terbatas?
Dapatkah dibandingkan dunia yang hanya beberapa tahun dengan surga dan neraka yang kekal abadi?
Dunia telah kalah setelak-telaknya dari akhirat, secara isi, secara waktu, andai manusia mau sedikit saja berpikir..
“aku dengan dunia ini bagai seorang musafir yang berteduh di sebuah pohon, sebentar saja ia lalu pergi lagi meninggalkannya”
*H.R. Tirmidzi*
Dunia adalah sarana, tujuan adalah surga, tapi betapa banyak manusia menjadikan dunia sebagai tujuan, surga entah kemana, dan neraka tiba-tiba telah menanti di depannya..
Mereka mengejar harta, wanita, kuasa, dan melupakan kematian yang mengejar mereka..
Logika tak sampai..
Comments
Post a Comment