Skip to main content

takdir terkadang menggemaskan..

Ketika penjual nasi goreng -sambil menyerahkan bungkusan nasi gorengnya- berkata, "Mas, nanti kalau rasanya kurang sedap, nggakpapa ya.." *shock.


nasi goreng "jujur"

Atau ketika Mbak-mbak di laboratorium klinik Pramit* berkata, "Tuan Erwin, ini hasil -panoramic/rontgent gigi-nya udah jadi.". "Hah?! Saya kan belum di-rontgent, Mbak.", kata saya terbingungbingung. Ajaib..

Atau ketika saya hendak mengambil uang 100.000 saja, menekan tombol JUMLAH LAINNYA pada mesin ATM, tetapi setelah itu tak ada opsi selanjutnya dan mesin ATM langsung saja menghitung dan mengeluarkan uang, 1.200.000. #salahpencet.

Atau ketika ibunda tercinta bercerita di telepon tentang persiapan pernikahan adik tanggal 25 Juni, "Hah, tanggal 25?!", kata saya terkejut karena dua hari yang lalu berhasil mendapatkan tiket promo Batavi* Air tanggal 25, take off pukul 13.50 dari Cengkareng, fixed date, fixed flight. Akibat terlalu percaya bahwa nikahan biasanya diadakan hari minggu -tanggal 26 hari minggu, saya kira hari itu acara nikahannya.

Comments

  1. takdir yang pertama itu nyata boi? jangan2 ente yang ngirim ke ngupingjakarta yak? :)

    ReplyDelete
  2. hha, tau aja..
    hhe., iya, saya yang kirim.. yg satu lagi malah mw dimasukin buku kyknya..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (5)

Praktik-praktik Manajemen Laba Fenomena adanya praktik manajemen laba pernah terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk., berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp32,7 miliar. Kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terhadap PT Indofarma Tbk. (Badan Pengawas Pasar Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai barang dalam proses diniliai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar  Rp28,87 miliar. Akibatnya penyajian te

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum

adverse vs disclaimer

Opini auditor mana yang lebih baik, atau lebih tepatnya mana yang lebih buruk: adverse (tidak wajar) atau disclaimer (tidak menyatakan pendapat). Terkadang --atau bahkan selalu-- ada perbedaan pendapat dalam sebuah disiplin ilmu; tetapi tidak selalu didapatkan kata sepakat. Tidak berbeda juga dalam akuntansi dan audit, para 'ahli' berbeda pendapat tentang apakah opini adverse lebih 'baik' dari opini disclaimer atau sebaliknya. Sebelum 'menentukan' jawabannya, ada baiknya kita baca kembali penjelasan masing-masing opini. Pendapat Tidak Wajar/TW ( adverse opinion ) adalah opini yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan (LK) tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara