Skip to main content

Maryam Ummu Faza (2)

Kemaksiatan demi kemaksiatan kita tak henti-hentinya naik kepada Allah; tak membuat nikmat-nikmat-Nya berhenti turun kepada kita, makhluk-makhluk tak tahu diri ini –astaghfirullah-. Allahu Akbar. Subhanallah walhamdulillah. Sekali lagi, untuk kesekian kali yang tak terhitung, nikmat itu datang kembali. Sesosok bayi mungil dengan selamat dan sehat lahir memberikan rasa gembira yang tak terkira; bagi orang kedua tuanya, sanak saudara, dan sahabat-sahabat yang mencintai kami karena Allahu Ta`ala.

Ini bagai sebuah keajaiban. Oh, tidak. Ini benar-benar sebuah keajaiban –bagi orang yang mau berpikir, bahkan sedikit saja berpikir-. Laa ilaha illallah. Siapa lagi Pencipta yang mampu menjadikan makhluk di dalam makhluk? Katakan kepada saya, Siapa?! Maka, nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan.. Maka, dari arah yang mana kalian dipalingkan.. wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hati-hati kami dalam agama (Islam) kami.

Menanti sang buah hati; mungkin bagi sebagian orang adalah sebuah perjalanan panjang yang melelahkan –semoga Allah memberi kesabaran-. Alhamdulillah, Dia menganugerahkannya kepada kami pada tahun pertama. Anugerah sekaligus amanah. Amanah yang sungguh tak akan mudah. Mengandung, melahirkan, merawat, menjaga, memelihara, mendidik seorang anak di zaman -yang penuh fitnah, kejahilan, kedzaliman, kekufuran, kesyirikan- ini sungguh memerlukan perjuangan. Semoga Allah memudahkan segala urusan. Betapa banyak anak yang justru menjadi fitnah bagi kedua orang tuanya. Betapa banyak anak yang membalas air susu dengan air tuba. Betapa banyak anak yang alih-alih memperlebar jalan ke surga bagi orang tuanya, malah justru menyeret mereka ke dalam api neraka. Naudzubillah. Semoga Allah melindungi kita dan anak keturunan kita dari yang demikian.

19 Mei 2011, pukul 12.50 telah lahir seorang anak perempuan dengan berat 2,5 kg dan panjang 48 cm. Anak kami. Bercampur air mata kebahagian, haru, kesakitan, bahkan air mata kesedihan. Harapan demi harapkan dari kami tertanam pada anak ini. Ketakutan demi ketakutan akan zaman yang semakin rusak; semoga tak ikut merusak anak ini kelak- pun terbayang-bayang. Alih-alih imunisasi-vaksinasi; jauh lebih penting imunisasi syariat.

Namanya, Maryam. Nama klasik. Nama yang tak lekang dimakan zaman. Nama salah seorang dari empat wanita terbaik sepanjang masa. Nama seorang gadis shalihah; yang menjaga kesucian diri. Harapan yang paling tinggi; semoga kelak anak ini dapat terinspirasi. Di tengah dunia yang sedang goncang. di antara muda-mudi yang kesulitan setengah mati mencari jati diri mereka, semoga anak ini kelak tak ikut goncang, semoga ia menjadi yang terasing karena kebenaran, menggenggam teguh keimanan, meski bagai bara api.

Maryam Ummu Faza. Maryam, Ibu Kemenangan. Semoga dari rahimnya kelak lahir pemuda-pemudi shalih dan shalihah. Pejuang-pejuang Islam yang akan membawa agama ini pada kejayaan. Kemenangan sejati, kemenangan dunia dan akhirat.

Maryam Ummu Faza, doa kami menyertainya.

menanam harapan

Comments

Popular posts from this blog

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum

kaki kanan dan kaki kiri

Minggu pagi yang cerah, kaki kanan dan kaki kiri sedang bersepeda bersama waktu itu. Setelah keduanya hampir lelah mengayuh dan memutuskan untuk kembali pulang, mereka menyempatkan diri sekadar membeli makan pagi, alias sarapan dalam bahasa manusia. Mampirlah mereka membeli ketupat sayur di pinggir jalan, dibungkus, pakai telor. Masukkan ke keranjang sepeda di bagian depan; cukup satu bungkus yang akan mereka makan bersama; memang rukun sekali mereka berdua. Dari situ, kedua kaki itu benar-benar hendak pulang. Tapi tunggu dulu, mereka tiba-tiba ingat sesuatu. Persediaan uang di dompet tuannya menipis. Kebetulan – qodarullah, red - di seberang jalan sana ada ATM * Automatic Teller Machine , bukan Anjungan Tunai Mandiri. Mereka kayuh kembali sepedanya ke ATM yang masih satu komplek dengan Apotik Rini itu. Apotik –yang entah kenapa- paling laris dari beberapa apotik yang ber- jejer di sepanjang Jalan Balai Pustaka. Sampailah sepasang kaki itu di tempat tersebut. Ramai-ramai; rupanya se

adverse vs disclaimer

Opini auditor mana yang lebih baik, atau lebih tepatnya mana yang lebih buruk: adverse (tidak wajar) atau disclaimer (tidak menyatakan pendapat). Terkadang --atau bahkan selalu-- ada perbedaan pendapat dalam sebuah disiplin ilmu; tetapi tidak selalu didapatkan kata sepakat. Tidak berbeda juga dalam akuntansi dan audit, para 'ahli' berbeda pendapat tentang apakah opini adverse lebih 'baik' dari opini disclaimer atau sebaliknya. Sebelum 'menentukan' jawabannya, ada baiknya kita baca kembali penjelasan masing-masing opini. Pendapat Tidak Wajar/TW ( adverse opinion ) adalah opini yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan (LK) tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara