Kemaksiatan demi kemaksiatan kita tak henti-hentinya naik kepada Allah; tak membuat nikmat-nikmat-Nya berhenti turun kepada kita, makhluk-makhluk tak tahu diri ini –astaghfirullah-. Allahu Akbar. Subhanallah walhamdulillah. Sekali lagi, untuk kesekian kali yang tak terhitung, nikmat itu datang kembali. Sesosok bayi mungil dengan selamat dan sehat lahir memberikan rasa gembira yang tak terkira; bagi orang kedua tuanya, sanak saudara, dan sahabat-sahabat yang mencintai kami karena Allahu Ta`ala.
Ini bagai sebuah keajaiban. Oh, tidak. Ini benar-benar sebuah keajaiban –bagi orang yang mau berpikir, bahkan sedikit saja berpikir-. Laa ilaha illallah. Siapa lagi Pencipta yang mampu menjadikan makhluk di dalam makhluk? Katakan kepada saya, Siapa?! Maka, nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan.. Maka, dari arah yang mana kalian dipalingkan.. wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hati-hati kami dalam agama (Islam) kami.
Menanti sang buah hati; mungkin bagi sebagian orang adalah sebuah perjalanan panjang yang melelahkan –semoga Allah memberi kesabaran-. Alhamdulillah, Dia menganugerahkannya kepada kami pada tahun pertama. Anugerah sekaligus amanah. Amanah yang sungguh tak akan mudah. Mengandung, melahirkan, merawat, menjaga, memelihara, mendidik seorang anak di zaman -yang penuh fitnah, kejahilan, kedzaliman, kekufuran, kesyirikan- ini sungguh memerlukan perjuangan. Semoga Allah memudahkan segala urusan. Betapa banyak anak yang justru menjadi fitnah bagi kedua orang tuanya. Betapa banyak anak yang membalas air susu dengan air tuba. Betapa banyak anak yang alih-alih memperlebar jalan ke surga bagi orang tuanya, malah justru menyeret mereka ke dalam api neraka. Naudzubillah. Semoga Allah melindungi kita dan anak keturunan kita dari yang demikian.
19 Mei 2011, pukul 12.50 telah lahir seorang anak perempuan dengan berat 2,5 kg dan panjang 48 cm. Anak kami. Bercampur air mata kebahagian, haru, kesakitan, bahkan air mata kesedihan. Harapan demi harapkan dari kami tertanam pada anak ini. Ketakutan demi ketakutan akan zaman yang semakin rusak; semoga tak ikut merusak anak ini kelak- pun terbayang-bayang. Alih-alih imunisasi-vaksinasi; jauh lebih penting imunisasi syariat.
Namanya, Maryam. Nama klasik. Nama yang tak lekang dimakan zaman. Nama salah seorang dari empat wanita terbaik sepanjang masa. Nama seorang gadis shalihah; yang menjaga kesucian diri. Harapan yang paling tinggi; semoga kelak anak ini dapat terinspirasi. Di tengah dunia yang sedang goncang. di antara muda-mudi yang kesulitan setengah mati mencari jati diri mereka, semoga anak ini kelak tak ikut goncang, semoga ia menjadi yang terasing karena kebenaran, menggenggam teguh keimanan, meski bagai bara api.
Maryam Ummu Faza. Maryam, Ibu Kemenangan. Semoga dari rahimnya kelak lahir pemuda-pemudi shalih dan shalihah. Pejuang-pejuang Islam yang akan membawa agama ini pada kejayaan. Kemenangan sejati, kemenangan dunia dan akhirat.
Maryam Ummu Faza, doa kami menyertainya.
menanam harapan |
Comments
Post a Comment