Skip to main content

auditor error

Kali ini, saya terpaksa harus bertugas ke Palangka Raya, meninggalkan anak istri di Jawa. Alhamdulillah, tidak lama, hanya lima belas hari saja. Tetapi setelah itu, 'pulang' beberapa hari di Jakarta, harus kembali bertugas lima belas hari, ke Papua lagi; lagi dan lagi.

Hari-hari pertama di Palangka Raya dimulai dengan kekonyolan. Kekonyolan pertama, sejak naik mobil jemputan dari bandara menuju kota, sambil lihat pemandangan kanan kiri, boarding pass, kertas putih kecil agak tebal yang membuktikan bahwa kita benar-benar naik pesawat terbang itu dengan asyiknya saya buat mainan, lipat-lipat, lipat lagi sebagaimana biasanya saya melipat-lipat tiket busway saat berangkat ke kantor pagi hari. Tetapi karena boarding pass agak lebih tebal dan sedikit licin, jadi lebih asyik. Sesampainya di hotel, seingat saya, karena sudah lecek saya buang begitu saja boarding pass tadi di tempat sampah di kamar. So why? Sabar ya..

Kekonyolan kedua, besok paginya, ketika hendak berangkat ke kantor, karena tidak ada kertas tersedia di kamar hotel, maka saya gunakan kertas bekas tiket pesawat Jakarta-Palangkaraya saya untuk membuat tulisan LAUNDRY, kemudian saya letakkan di atas pakaian kotor saya di atas kasur.

Dua hari kemudian, ketika salah rekan se-tim saya menyodorkan kertas fotokopi pencairan uang perjalanan dinas kami, saya baru ingat,,, boarding pass itu,,, tiket itu,,, tidaaak!!!! Itu kan masih dipakai untuk pertanggungjawaban keuangan nanti!

Mungkin karena akhir-akhir ini saya sering bolak-balik ke Solo, menjenguk, mengantar, dan menjemput anak istri, setelah sampai di rumah, boarding pass dan tiket biasanya saya letakkan entah dimana atau saya buang begitu saja, seperti ini kejadiannya. Hikz...

Kekonyolan berikutnya, kebetulan (qodarullah, red), nama depan saya sama dengan nama seorang pejabat baru di unit kerja saya. Salah seorang teman saya sudah dua kali ini salah SMS ke saya karena mengira saya adalah bapak pejabat itu..

"Ass. Pak Erwin, pengarahan tim pb jadi sore ini atau besok pagi pak? Kebetulan pak heri subowo bisa nerima besok jam 10."

"Sy hr ini gbs, Bu. Bsok jg gbs. Lg d Palangka Raya smp tgl 3 Nov. reviu SPM Kinerja Pemeriksaan, jadi Anggota Tim! Hikz.. -erwinyulianto-"

"Ya ampun sy salah kirim lg ya, pantesan pak erwin miftah nya tenang-tenang aja. maaf maaf, resiko emang klo nama mirip nama pejabat."

"iya, Bu. 2x ini ya.. Klo 1x lh dpt gelas cantik, tp minta ke Pak Erwin Miftah aja.. Hhe.."

bandara palangka raya

|cerita tentang Palangka Raya menyusul ya, insyaAllahu Ta`ala|

[UPDATE]

Alhamdulillah, boarding pass nya akhirnya ketemu, walaupun tetep udah kelipet-lipet.

boarding pass kembali pulang

Comments

Popular posts from this blog

adverse vs disclaimer

Opini auditor mana yang lebih baik, atau lebih tepatnya mana yang lebih buruk: adverse (tidak wajar) atau disclaimer (tidak menyatakan pendapat). Terkadang --atau bahkan selalu-- ada perbedaan pendapat dalam sebuah disiplin ilmu; tetapi tidak selalu didapatkan kata sepakat. Tidak berbeda juga dalam akuntansi dan audit, para 'ahli' berbeda pendapat tentang apakah opini adverse lebih 'baik' dari opini disclaimer atau sebaliknya. Sebelum 'menentukan' jawabannya, ada baiknya kita baca kembali penjelasan masing-masing opini. Pendapat Tidak Wajar/TW ( adverse opinion ) adalah opini yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan (LK) tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara

kaki kanan dan kaki kiri

Minggu pagi yang cerah, kaki kanan dan kaki kiri sedang bersepeda bersama waktu itu. Setelah keduanya hampir lelah mengayuh dan memutuskan untuk kembali pulang, mereka menyempatkan diri sekadar membeli makan pagi, alias sarapan dalam bahasa manusia. Mampirlah mereka membeli ketupat sayur di pinggir jalan, dibungkus, pakai telor. Masukkan ke keranjang sepeda di bagian depan; cukup satu bungkus yang akan mereka makan bersama; memang rukun sekali mereka berdua. Dari situ, kedua kaki itu benar-benar hendak pulang. Tapi tunggu dulu, mereka tiba-tiba ingat sesuatu. Persediaan uang di dompet tuannya menipis. Kebetulan – qodarullah, red - di seberang jalan sana ada ATM * Automatic Teller Machine , bukan Anjungan Tunai Mandiri. Mereka kayuh kembali sepedanya ke ATM yang masih satu komplek dengan Apotik Rini itu. Apotik –yang entah kenapa- paling laris dari beberapa apotik yang ber- jejer di sepanjang Jalan Balai Pustaka. Sampailah sepasang kaki itu di tempat tersebut. Ramai-ramai; rupanya se

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum