Skip to main content

8 Tips Aman dan Nyaman Naik Motor di Jakarta

Di Jakarta, orang bepergian naik motor bagaikan terjun ke medan perang. Salah strategi, bisa-bisa nyawa melayang --naudzubillah. Sebagai pemotor newbie (pemula, red), saya mungkin memang masih kalah jam terbang dengan para pemotor senior di Jakarta. Namun, sebagai seorang yang kritis *jiah*, tidak ada salahnya --dong-- saya membagi beberapa tips bermotor di Kota Jakarta yang terkenal dengan kemacetan jalan rayanya. Berikut 8 Tips Aman dan Nyaman Naik Motor di Jakarta berdasarkan 'pengalaman seujung kuku' saya:

Berdoa
Jangan lupa berdoa sebelum berangkat dan setelah sampai tujuan. Bagi yang belum hafal doanya, bisa lihat di sini.

Bawa SIM dan STNK
 
Bukan tidak mungkin suatu saat kita akan berurusan dengan Polisi Lalu Lintas --apalagi pas tanggal 20an ke atas, entah itu karena kamu kesasar di jalan satu arah, terpaksa melanggar lampu merah, belok kiri langsung di perempatan bertanda BELOK KIRI IKUTI LAMPU, belok kanan langsung walaupun di perempatan tidak ada tanda BELOK KANAN IKUTI LAMPU, atau malah karena kamu tidak sengaja menabrak Pak Polisi yang sedang mengatur jalan. Yang pertama kali ditanyakan Pak Polisi pastilah kelengkapan surat-surat kamu. Sebelum berkendara, pastikan selalu ada di dompet kamu: SIM, STNK, KTP, dan kalau perlu Surat Nikah *buat pamer aja ke Pak Polisi kalau kamu udah nikah*.

Periksa Isi Bensin
Sebelum berangkat, periksa kondisi motor kamu; layak jalan atau tidak. Pastikan spion terpasang, gas dan rem berfungsi dengan baik, semua lampu menyala dengan baik, dan bensin mencukupi. O ya, penting untuk sebisa mungkin mengisi bensin di pom bensin. Di Jakarta, harga bensin di pengecer mencapai Rp6.000 per liter, --di pom Rp4.500, sebelum BBM naik bulan depan-- sepertiga lebih mahal dari harga resmi dan itu pun belum tentu bensin murni lho; bisa jadi dicampur minyak tanah *tapi sekarang udah nggak mungkin karena harga minyak tanah lebih tinggi*, dicampur minyak nyongnyong, minyak babi, ataupun minyak-minyak yang lain.

Pakai Helm dan Masker
Jakarta merupakan salah satu kota berpolusi udara terparah di Asia. Asap hitam legam yang keluar dari mulut knalpot Metromini bisa membuat bulu kuduk merinding. Sisihkan sebagian uang jajan kamu untuk membeli masker berkualitas tinggi dan nyaman dipakai, untuk menghalau udara kotor Jakarta masuk langsung ke hidung atau mulut kamu. Helm SNI wajib hukumnya. Selain untuk melindungi kepala dari kecelakaan fatal, pastikan helm kamu mahal harganya visor (kaca helm, red) helm kamu cukup baik untuk melindungi wajah kamu dari asap Metromini. Perlengkapan lain yang juga kamu perlu peritmbangkan: jas hujan, jaket motor, kaca mata hitam, dan sepatu.

Berhenti di Lampu Merah
Tingkat ketaatan berlalu lintas di Jakarta juga tergolong sangat memprihatinkan *mengelus dada. Lampu merah tak akan berarti tanpa polisi. JANGAN IKUT ARUS!!! *maksudnya bukan berarti trus kamu naik motor ngelawan arus lalu lintas ya, itu sih ngasih rejeki Pak Polisi* Maksudnya, tetaplah taati rambu-rambu lalu lintas yang ada. Lampu merah ya berhenti, walaupun yang lain pada jalan terus, tetaplah tegar! Lampu hijau ya jalan, jangan bengong aja. Termasuk, kamu harus tetap menaati peraturan yang agak aneh seperti menyalakan lampu pada siang hari.

Jangan SMS-an
Jangan biasakan naik motor sambil SMS-an, BBM-an, update status facebook, nge-twit, ngaskus, apalagi sambil buka laptop ngerjain tugas kantor. Pokoknya jangan! Sambil ngelamun jadi orang kaya juga jangan. Fokus!

Hindari Metromini
Jangan samakan lalu lintas Jakarta dengan lalu lintas di desa tempat kamu berasal. Kalau di desa kamu, para pengguna jalan memegang prinsip Alon-alon Waton Kelakon, di Jakarta prinsip mereka Biar Lambat Asal Cepat. Mungkin maksudnya, biar pun pakai jalur lambat -- atau jalur busway, atau jalur pejalan kaki (trotoar)--, tetap saja asal dapat melaju dengan cepat. Sebagai orang yang masih ingin berumur panjang, kamu harus bisa legowo, mau mengalah. Apalagi jika berurusan dengan 'Para Penguasa Jalan Raya Ibu Kota'. Sebisa mungkin hindari kontak fisik dengan Bajaj, Mikrolet, Metromini, Kopaja, apalagi Maya Sari Bakti yang segede gambreng itu. Pokoknya ngalah aja, karena walaupun kamu pemegang sabuk hitam taekwondo, kamu nggak akan menang melawan mereka. Percaya deh.

maya sari bakti

Pasang Stiker Lucu 
Mungkin suasana jalan raya Jakarta yang sangat tidak bersahabat; macet, polusi udara parah, banjir kalau hujan, berpengaruh ke psikologi para pengguna jalan. Mereka jadi nggak sabaran dan ugal-ugalan. Sekali lagi saatnya kamu tampil beda. Kamu harus rileks, santai, dan kalau bisa mempengaruhi orang lain biar ikut santai. Caranya mudah, tempel stiker lucu di bagian belakang motor kamu seperti JANGAN DITABRAK, MOTOR PINJAMAN! Hindari stiker pamer, gertakan, dan menakut-nakuti yang basi seperti stiker PM (Polisi Militer) padahal tampang kamu kriminil ataupun stiker-stiker yang provokatif seperti SANTAI AJA, NYET! Hindari juga stiker yang terlalu lucu. Karena bukannya jadi rileks, pengendara lain yang membacanya malah bisa berlebihan ngakak (tertawa terbahak-bahak bahkan guling-guling, red) dan kehilangan kendali motornya. Bisa-bisa dia malah menuntut kamu ke pengadilan karena menabrak tiang listrik gara-gara membaca stiker lucu di motor kamu.

stiker lucu

Yah, itulah 8 tips bermotor dari saya. Semoga bermanfaat. Ada yang mau menambahkan? Silakan di-share di comment.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum

kaki kanan dan kaki kiri

Minggu pagi yang cerah, kaki kanan dan kaki kiri sedang bersepeda bersama waktu itu. Setelah keduanya hampir lelah mengayuh dan memutuskan untuk kembali pulang, mereka menyempatkan diri sekadar membeli makan pagi, alias sarapan dalam bahasa manusia. Mampirlah mereka membeli ketupat sayur di pinggir jalan, dibungkus, pakai telor. Masukkan ke keranjang sepeda di bagian depan; cukup satu bungkus yang akan mereka makan bersama; memang rukun sekali mereka berdua. Dari situ, kedua kaki itu benar-benar hendak pulang. Tapi tunggu dulu, mereka tiba-tiba ingat sesuatu. Persediaan uang di dompet tuannya menipis. Kebetulan – qodarullah, red - di seberang jalan sana ada ATM * Automatic Teller Machine , bukan Anjungan Tunai Mandiri. Mereka kayuh kembali sepedanya ke ATM yang masih satu komplek dengan Apotik Rini itu. Apotik –yang entah kenapa- paling laris dari beberapa apotik yang ber- jejer di sepanjang Jalan Balai Pustaka. Sampailah sepasang kaki itu di tempat tersebut. Ramai-ramai; rupanya se

adverse vs disclaimer

Opini auditor mana yang lebih baik, atau lebih tepatnya mana yang lebih buruk: adverse (tidak wajar) atau disclaimer (tidak menyatakan pendapat). Terkadang --atau bahkan selalu-- ada perbedaan pendapat dalam sebuah disiplin ilmu; tetapi tidak selalu didapatkan kata sepakat. Tidak berbeda juga dalam akuntansi dan audit, para 'ahli' berbeda pendapat tentang apakah opini adverse lebih 'baik' dari opini disclaimer atau sebaliknya. Sebelum 'menentukan' jawabannya, ada baiknya kita baca kembali penjelasan masing-masing opini. Pendapat Tidak Wajar/TW ( adverse opinion ) adalah opini yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan (LK) tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara