Skip to main content

mengingat mati

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. [QS. Al A’raf: 34].

Tersentak hati ini ketika ahad pagi-pagi buta membaca sms yang ternyata dikirim sejak tengah malam. Dua buah sms dari dua orang rekan kerja. Isinya sama, mereka mengabarkan tentang seorang rekan kerja yang meninggal; Mas Rahmat, rekan kerja satu ruangan. Innalillahi wa 'inna ilaihi roji'un. Yang membuat hati tersentak adalah bahwa usia Mas Rahmat masih 34 tahun --sedikit lebih banyak dari separuh usia rata-rata umat Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Dan bahwa hari Jum'at, ia masih bekerja seperti biasa. Saya sempat melihatnya walaupun tak sempat bercakap-cakap dengannya hari itu karena ia sedang bertugas di kantor pusat, sedangkan saya hanya mampir sebentar ke sana. Namun, qodarullahu wa masya'a fa'ala, Sabtu malam, ia berpulang.

Mas Rahmat, seorang yang saya kenal pendiam, tidak banyak bicara, kalem, tenang itu kini telah tiada tanpa sedikit pun dinyana sebelumnya --akan secepat ini. "Pertanyaannya", tentu saja, kenapa yang masih muda? Ada beberapa orang di ruangan ini yang lebih "layak" duluan.

Bahwa kematian bukan hanya milik mereka yang telah lanjut usia...

Orang bijak adalah yang bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati..." [Ali Imran:185].

Saudaraku, kita semua yakin akan mati, bukan? Naif sekali orang yang mengingkari mati setelah jelas di depan mata kepala mereka sedemikian bukti. Lalu, apakah kita mengkhawatirkan sebuah kepastian? Sungguh, bukan kematian --yang pasti-- itu yang seharusnya kita khawatirkan, bukan? Akan tetapi, tempat kita nanti yang belum pasti; surga ataukah neraka?!!!

"Duhai, seandainya aku hanyalah sehelai rambut yang tumbuh di kepala seorang mukmin." [Abu Bakar Ash Shidiq radhiallahu anhu]

"Duhai, andaikan aku hanya seekor domba yang disembelih." [Aisyah radhiallahu anha]

"Seandainya turun kabar dari langit, bahwa semua orang masuk surga kecuali satu, aku khawatir itu adalah aku." [Umar ibn Khattab radhiallahu anhu]

Subhanallah! Sahabat-sahabiyah besar yang telah dijamin Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam masuk surga berkata-kata seperti itu, lalu apa yang hendak kita katakan? Kita yang amalnya tidak ada seujung kuku amal mereka...

"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian." [HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].

ingat mati














| Duhai istriku, --seandainya engkau membaca tulisan ini-- "jika engkau bergantung kepadaku (dan Demi Allah jangan engkau seperti itu), maka aku tak selalu berada di sisimu, tetapi jika engkau bergantung kepada Allah, ketahuilah, Dia tidak pernah tidak ada." |

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

adverse vs disclaimer

Opini auditor mana yang lebih baik, atau lebih tepatnya mana yang lebih buruk: adverse (tidak wajar) atau disclaimer (tidak menyatakan pendapat). Terkadang --atau bahkan selalu-- ada perbedaan pendapat dalam sebuah disiplin ilmu; tetapi tidak selalu didapatkan kata sepakat. Tidak berbeda juga dalam akuntansi dan audit, para 'ahli' berbeda pendapat tentang apakah opini adverse lebih 'baik' dari opini disclaimer atau sebaliknya. Sebelum 'menentukan' jawabannya, ada baiknya kita baca kembali penjelasan masing-masing opini. Pendapat Tidak Wajar/TW ( adverse opinion ) adalah opini yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan (LK) tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum

kaki kanan dan kaki kiri

Minggu pagi yang cerah, kaki kanan dan kaki kiri sedang bersepeda bersama waktu itu. Setelah keduanya hampir lelah mengayuh dan memutuskan untuk kembali pulang, mereka menyempatkan diri sekadar membeli makan pagi, alias sarapan dalam bahasa manusia. Mampirlah mereka membeli ketupat sayur di pinggir jalan, dibungkus, pakai telor. Masukkan ke keranjang sepeda di bagian depan; cukup satu bungkus yang akan mereka makan bersama; memang rukun sekali mereka berdua. Dari situ, kedua kaki itu benar-benar hendak pulang. Tapi tunggu dulu, mereka tiba-tiba ingat sesuatu. Persediaan uang di dompet tuannya menipis. Kebetulan – qodarullah, red - di seberang jalan sana ada ATM * Automatic Teller Machine , bukan Anjungan Tunai Mandiri. Mereka kayuh kembali sepedanya ke ATM yang masih satu komplek dengan Apotik Rini itu. Apotik –yang entah kenapa- paling laris dari beberapa apotik yang ber- jejer di sepanjang Jalan Balai Pustaka. Sampailah sepasang kaki itu di tempat tersebut. Ramai-ramai; rupanya se