Skip to main content

Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (4)

Teknik-teknik Manajemen Laba
Secara sederhana, laba merupakan selisih lebih antara pendapatan (termasuk keuntungan) dengan beban (termasuk kerugian). Maka, secara umum, teknik untuk merekayasa laba dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu meningkatkan (atau menurunkan) pendapatan maupun menurunkan (atau meningkatkan) beban, atau gabungan dari keduanya.
Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam manajemen laba seperti diuraikan Mulford dan Comiskey (2010) antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.1 Teknik-teknik Manajemen Laba
No.
Teknik
Tujuan
1.
Mengubah metode depresiasi.
Perusahaan dapat mengurangi beban depresiasi untuk menaikkan laba periode berjalan, misalnya dengan mengubah metode saldo menurun berganda ke metode garis lurus.
2.
Mengubah umur harta.
Perusahaan dapat memperkecil beban depresiasi dan amortisasi untuk menaikkan laba periode berjalan dengan memperpanjang umur harta.
3.
Mengubah nilai sisa harta.
Perusahaan dapat memperkecil beban depresiasi untuk menaikkan laba periode berjalan dengan memperbesar nilai sisa harta.
4.
Menetapkan cadangan piutang tak tertagih.
Perusahaan dapat memperkecil biaya piutang tak tertagih untuk menaikkan laba periode berjalan dengan menetapkan cadangan piutang tak tertagih yang kecil.
5.
Menetapkan cadangan kewajiban jaminan garansi.
Dengan menetapkan kecil cadangan kewajiban jaminan garansi, perusahaan dapat memperkecil biaya jaminan garansi unntuk menaikkan laba periode berjalan.
6.
Menentukan adanya kerusakan harta.
Perusahaan dapat membebankan kerugian pada periode berjalan untuk menyimpan laba periode berjalan sebagai simpanan laba periode-periode mendatang atau menangguhkan beban periode sebelumnya.
7.
Mengestimasi tahap penyelesaian kontrak dengan metode persentase penyelesaian.
Dengan menetapkan persentase penyelesaian yang besar, perusahaan dapat mengakui pendapatan lebih besar untuk menaikkan laba periode berjalan.
8.
Mempertimbangkan jumlah persediaan yang dihapus.
Dengan menurunkan jumlah persediaan yang seharusnya dihapuskan, perusahaan dapat mengurangi beban tahun ini untuk menaikkan laba periode berjalan.
9.
Mengakui pendapatan atas pengiriman barang ke kantor perwakilan.
Dengan mengakui pendapatan atas pengiriman barang ke kantor perwakilan yang sebenarnya belum terjual, perusahaan mengakui pendapatan lebih besar untuk menaikkan laba periode berjalan.
10.
Tidak menutup periode akuntansi.
Dengan tetap membuka periode akuntansi, perusahaan masih tetap dapat mencatat penjualan periode berikutnya untuk menaikkan laba periode berjalan. Teknik ini biasanya dilakukan dengan memundurkan tanggal pada komputer.
11.
Mengakui seluruh penjualan yang pengirimannya tidak sekaligus.
Dengan mengakui penjualan barang yang belum dikirim, perusahaan mengakui pendapatan lebih besar untuk menaikkan laba periode berjalan.
12.
Menilai terlalu tinggi persediaan akhir.
Dengan menilai terlalu tinggi persediaan, perusahaan dapat mengurangi harga pokok penjualan untuk menaikkan laba periode berjalan.
13.
Memalsukan umur piutang.
Perusahaan dapat mengurangi beban piutang tak tertagih tahun ini untuk menaikkan laba periode berjalan.

Sebagian besar teknik manajemen laba dalam tabel di atas dapat digunakan dalam arah sebaliknya. Misalnya, perusahaan menangguhkan pembebanan kerugian atas kerusakan harta. Dengan menangguhkan pembebanan keugian atas kerusakan harta, perusahaan dapat meangguhkan kerugian pada periode ini dan dapat mempertahankan laba.
Klasifikasi Manajemen Laba
Secara garis besar, menurut Hery (2009), manajemen laba dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu operating manipulations dan accounting manipulations. Manipulasi operasi terkait dengan tindakan mengubah keputusan operasional yang memengaruhi aliran dana dan pendapatan bersih untuk satu periode. Contoh manipulasi operasi antara lain: memasukkan pengeluaran periode mendatang ke dalam periode ini karena laba periode ini telah mencapai target, menawarkan diskon penjualan yang menarik pada akhir tahun untuk menaikkan laba, dan mempercepat produksi barang dengan lembur agar dapat dikirim sebelum akhir tahun. Manipulasi akuntansi terkait dengan penggunaan fleksibilitas dalam metode akuntansi untuk mengubah besarnya laba. Contoh manipulasi akuntansi antara lain: tidak mencatat pembelian barang yang diterima akhir tahun sampai tahun depan, membayar di muka pengeluaran tahun depan dan mencatatnya sebagai pengeluaran tahun ini, dan meminta pemasok agar tidak mengirimkan tagihan akhir tahun sampai tahun depan.
Dumbi (2010) membagi rekayasa laba menjadi tiga kelompok. Pertama, dengan memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi, antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, dan estimasi biaya garansi. Kedua, dengan mengubah metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, seperti mengubah metode depresiasi aktiva tetap yaitu dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus. Ketiga, dengan menggeser periode biaya atau pendapatan, misalnya dengan mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke pelanggan, menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba, dan mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai.
Mulford dan Comiskey (2010) mengelompokkan manajemen laba juga menjadi dua kelompok, yaitu yang tidak melanggar atau masih dalam batas General Accepted Accounting Principles (GAAP) atau PABU, dan yang melanggar atau di luar batas GAAP. Teknik-teknik nomor 1 sampai dengan nomor 8 yang telah disebutkan di atas, menurut Mulford dan Comiskey (2010), masih dalam batas GAAP, sedangkan sisanya telah berada di luar batas GAAP, atau dengan kata lain melanggar GAAP.
Klasifikasi-klasifikasi di atas saling melengkapi satu sama lain. Satu teknik manajemen laba dapat masuk ke dalam kategori di luar batas GAAP sekaligus termasuk kategori menggeser periode biaya atau pendapatan dan kategori operating manipulations, misalnya tindakan mengakui pendapatan atas pengiriman barang ke kantor perwakilan yang sebenarnya belum terjual.

*bersambung..

baca juga:
Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (1)
Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (2)

Comments

  1. TERIMAKASIH PAK, IJIN COPAS SEDIKIT UNTUK TUGAS KULIAH SEMOGA TUHAN MEMBERKATI

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (5)

Praktik-praktik Manajemen Laba Fenomena adanya praktik manajemen laba pernah terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk., berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp32,7 miliar. Kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terhadap PT Indofarma Tbk. (Badan Pengawas Pasar Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai barang dalam proses diniliai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar  Rp28,87 miliar. Akibatnya penyajian te

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum

adverse vs disclaimer

Opini auditor mana yang lebih baik, atau lebih tepatnya mana yang lebih buruk: adverse (tidak wajar) atau disclaimer (tidak menyatakan pendapat). Terkadang --atau bahkan selalu-- ada perbedaan pendapat dalam sebuah disiplin ilmu; tetapi tidak selalu didapatkan kata sepakat. Tidak berbeda juga dalam akuntansi dan audit, para 'ahli' berbeda pendapat tentang apakah opini adverse lebih 'baik' dari opini disclaimer atau sebaliknya. Sebelum 'menentukan' jawabannya, ada baiknya kita baca kembali penjelasan masing-masing opini. Pendapat Tidak Wajar/TW ( adverse opinion ) adalah opini yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan (LK) tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara