Skip to main content

Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (6)

Simpulan
Ditinjau dari segi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang berkualitas dalam PSAK-Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Pelaporan Keuangan, manajemen laba secara umum sangat berpotensi menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak relevan dan tidak dapat diandalkan. Oleh karena itu, penulis berkesimpulan bahwa manajemen laba secara umum dapat dikatakan merupakan perilaku menyimpang yang buruk karena diawali dengan niat yang buruk dan sangat berpotensi merugikan pihak lain.
Saran
Berdasarkan paparan dan simpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut:
Kepada penyusun laporan keuangan agar tidak melakukan manajemen laba dan memberikan informasi keuangan apa adanya sesuai dengan kondisi perusahaan.
Kepada investor dan calon investor, kreditor, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar lebih berhati-hati dan teliti dalam menganalisis earning power perusahaan-perusahaan dan tidak terpaku pada indikator laba pada laporan keuangan perusahaan.
Kepada Bapepam-LK agar meningkatkan pengawasan, melakukan penelitian secara berkala terhadap laporan keuangan perusahaan publik, mengupayakan penyempitan ruang bagi manajemen agar tidak melakukan manajemen laba, serta menindak tegas perusahaan yang melakukan manajemen laba, terutama yang berdampak merugikan.
Kepada masyarakat akademisi agar terus melakukan penelitian-penelitian terkait manajemen laba, faktor-faktor pendorongnya, serta dampak-dampaknya.

DAFTAR BACAAN
Anonimous. 2002. Annual Report 2002. Badan Pengawas Pasar Modal. Jakarta.
Anonimous. 2002. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta.
Anonimous. 2004. Press Release, 8 November 2004. Badan Pengawas Pasar Modal. Jakarta.
Anonimous. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi 2008. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Jakarta.
Anonimous. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Dumbi, Zolha. 2010. Pengaruh Arus Kas Bebas dan Financial Leverage terhadap Manajemen Laba. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Firdausi, Ari Fitria. 2010. Pengaruh Mekanisme Corperate Government terhadap Manajemen Laba. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Gumanti, Tatang Ary. 2000. Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2, Nopember 2000: 104 – 115. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Halim, Julia, Carmel Meiden, dan Rudolf  Rumban Tobing. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45. SNA Solo 15 – 16 September 2005.Jaryanto. 2008. Manajemen Laba: Mengapa Banyak Mengundang Kontroversi. Fokus Ekonomi Vol. 3 No. 1 Juni 2008: 24 – 34.
Herawati, Nurul dan Zaki Baridwan. 2007. Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Perjanjian Utang. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Unhas Makassar 26 – 28 Juli 2007.
Hery. 2009. Teori Akuntansi. Kencana. Jakarta.
Kusuma, Hadri. 2006. Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 8 No. 1, Mei 2006: 89 – 101. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Mawarti, Yuliana. 2007. Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba) terhadap Earning Respone (Reaksi Pasar) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Mulford, Charless W, dan Eugene E. Comiskey. Penerjemah Aurolla S. Harahap, dan Yudith D. Anggraeni. 2010. Deteksi Kecurangan Akuntansi, The Financial Numbers Game. Penerbit PPM. Jakarta.
Riahi, Ahmed dan Belkaoui. 2007. Accounting Theory, Teori Akuntansi, Buku Dua. Salemba Empat. Jakarta.
Sugiri, Slamet dan Syukry Abdullah. 2003. Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi, dan Leverage Finansial terhadap Manajemen Laba. Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha No. 28 Januari – April 2003. Yogyakarta.
Sutopo, Bambang. 2009. Manajemen Laba dan Manfaat Kualitas Laba dalam Keputusan Investasi. UPT Perpustakaan Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta.
Widyaningdyah. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 3 No. 2, Nopember 2001: 89 – 101. Universitas Kristen Petra. Surabaya.

*habis. 

oleh : Erwin Yulianto, 2011, Tugas Seminar Akuntansi Keuangan STIE Indonesia (sebelum revisi).

baca juga:
Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (1)
Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (2)

Comments

  1. kira2 di perbankan syariah (BUS & UUS) juga melakukan manajemen laba tidak?

    ReplyDelete
  2. Dear Erwin
    Sebuah artikel yang sangat bagus luar biasa dalam memaparkan suatu permasalahannya ane izin copy paste untuk bahan tesis ane ya gan.

    mohon doanya.

    Untuk
    Saudara Anonymous june 6,2012 8:37

    Kebetulan pada saat saya S1 di UPI YAI saya kebetulan meneliti mengenai kasus yang sama yang dituliskan oleh saudara erwin namun case saya pada aham syariah dan perbankan syariah dan dihasilkan dari peneltiannya uyaitu di dalam perushaan yang terdaftar dalam JII terdapat indikasi manajemen laba dengan melakukan pengujian DACC dan AC cara menguji manajemen laba ( earning management ) sedangkan dalam perbankan syariah bisa diuji melalui pengujian camel dalam perbankan tersebut dan dihasilkan pula memilii adanya indikasi dalam manajemen laba namun untuk data perbankan syariah tidak bisa menjadi sebuah pernyataan secara general bahwa dalam perbankan syariah telah melakukkan management laba dikarenakan syarat dari sebuah penelitian yang baik adalah memenuhi waktu minimal penelitian selam 5 tahun sedangkan dipihak perbankan syariah baru kurang lebih 3thn dan jumlahnya baru 2 saja sedangkan yang lainnya dari BNI syariah BRI syariah baru 1 tahun oleh karena itu penelitian untuk perbankkan sya ditangguhkan dan yang disetujui oleh pihak dekan sya hanyalah untuk saham di JII dan mengahsilkan hasil positif adanya manajemen laba dalam menetrbitkan sham syariah namun dilihat dari penelitian sebelumnya pada perbankan konvensional maka pihak perbankkan syariah ada kemungkinan juga untuk melakukkan manajemen laba ( earning management )

    Salam Kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan, dengan tetap menjaga kaidah ilmiah ya.

      Delete
  3. gan boleh minta sumber yg ini ga?
    Mawarti, Yuliana. 2007. Pengaruh Income Smoothing (Perataan Laba) terhadap Earning Respone (Reaksi Pasar) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Universitas Negeri Semarang. Semarang.
    Dumbi, Zolha. 2010. Pengaruh Arus Kas Bebas dan Financial Leverage terhadap Manajemen Laba. Universitas Padjadjaran. Bandung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh. Tapi saya bahkan nggak tahu siapa Anda.

      Delete
  4. Ass. Artikel tentang perataan labanya masih ad ngga'?
    Boleh sya mnta? solnya skarang sya lgi mengjukan judul skripsi tentang materi tersbut. Plisss help me,,,,,,,,,!!!!

    By ummul di makassar

    ReplyDelete
  5. permisi gan, tau atau g alat mengukur discretionary accruals yang terupdate? kebanyakan pake modified jones model..

    ReplyDelete
  6. Makin saya baca, makin kerasa bodohnya saya ini. Terima kasih udah nemu blog keren ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (5)

Praktik-praktik Manajemen Laba Fenomena adanya praktik manajemen laba pernah terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk., berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp32,7 miliar. Kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terhadap PT Indofarma Tbk. (Badan Pengawas Pasar Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai barang dalam proses diniliai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar  Rp28,87 miliar. Akibatnya penyajian te

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum

adverse vs disclaimer

Opini auditor mana yang lebih baik, atau lebih tepatnya mana yang lebih buruk: adverse (tidak wajar) atau disclaimer (tidak menyatakan pendapat). Terkadang --atau bahkan selalu-- ada perbedaan pendapat dalam sebuah disiplin ilmu; tetapi tidak selalu didapatkan kata sepakat. Tidak berbeda juga dalam akuntansi dan audit, para 'ahli' berbeda pendapat tentang apakah opini adverse lebih 'baik' dari opini disclaimer atau sebaliknya. Sebelum 'menentukan' jawabannya, ada baiknya kita baca kembali penjelasan masing-masing opini. Pendapat Tidak Wajar/TW ( adverse opinion ) adalah opini yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan (LK) tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara