Skip to main content

Manajemen Laba, Baik atau Buruk ? (1)

Latar Belakang
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi berupa posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan.
Agar berguna bagi para pemakai, maka kualitas laporan keuangan perlu dijaga. Dalam PSAK-Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Pelaporan Keuangan, disebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan yang berkualitas. Empat karakteristik kualitatif tersebut adalah dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.
Pemakai laporan keuangan meliputi manajemen, investor sekarang maupun investor potensial, karyawan, kreditor, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Para pemakai laporan keuangan tersebut merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, pihak internal dan pihak eksternal.
Laporan keuangan selain merupakan media komunikasi antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, juga merupakan sarana pertanggungjawaban yang menunjukkan kinerja manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Salah satu parameter penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba, yang disajikan pada laporan laba rugi.
Laba merupakan salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja dan pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba juga dapat dijadikan panduan dalam melakukan investasi yang membantu investor ataupun pihak lain dalam menilai earnings power (kemampuan menghasilkan laba) perusahaan di masa yang akan datang. Selain itu, laba pada umumnya dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, penentu dari kebijakan, pembayaran deviden, dan pengambilan keputusan. Adanya kecenderungan memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba tersebut, sehingga mendorong munculnya earnings management (manajemen laba).
Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para penyusun laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu perusahaan karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan tersebut. Manajemen laba menarik untuk dikaji karena dapat memberikan gambaran perilaku para manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi dapat pula dilakukan dengan pemilihan metode akuntansi (accounting methods) yang diperkenankan menurut peraturan akuntansi.
Anggapan tentang baik atau buruknya manajemen laba masih menjadi perdebatan dan persoalan yang rumit. Sebagian kalangan mengatakan manajemen laba sah-sah saja dilakukan, sebagian lagi mengatakan manajemen laba merupakan perilaku menyimpang. Penulis tertarik untuk memaparkan persoalan tentang manajemen laba, mengaji, dan berusaha menyimpulkan, tentang baik atau buruknya manajemen laba dalam sebuah makalah yang berjudul “MANAJEMEN LABA, BAIK ATAU BURUK?”.
Pendekatan
Makalah ini disusun dengan pendekatan library research, yaitu pengambilan data dari publikasi yang ada, baik dari buku teks, peraturan, jurnal, internet, maupun artikel-artikel dalam bentuk yang lain. Informasi yang telah diperoleh, diperbandingkan, baik saling bertentangan atau saling menguatkan, kemudian dibahas secara kritis sesuai tingkat pemahaman penulis. Dari pembahasan teori dan praktik-praktik yang terjadi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri tersebut, penulis mengambil kesimpulan akhir.

*bersambung..

baca juga:

Comments

  1. terima kasih atas adanya penjelasan mengenai manajemen laba ini. semoga blognya semakin baik kedepannya, jangan pernah berhenti membagikan ilmu kepada semua orang :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara Bikin Daftar Isi Otomatis di Ms Word

Capek dong, yah? Tiap kali atasan ngerevisi konsep laporan, kamu harus neliti lagi halaman demi halaman buat nyocokin nomor halaman ke daftar isi? Mending-mending kalau atasan kamu (yang ngrevisi) cuma satu, kalau ada lima belas?! Sebenernya kalau kamu pinter dikit , suruh aja junior kamu yang ngerjain bikin aja daftar isinya belakangan pas laporan udah final. Tapi karena kamu maunya pinter banyak , bikin aja daftar isi otomatis! Kayak gimana tuh, yuk kita bahas. Bagi yang belum tahu, semoga berguna. Bagi yang udah tahu, ngapain kamu masih di sini? Pergi sana! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Enyahlah!! #becanda, *sinetron banget ya* Sebelumnya, karena saya memakai Ms Office 2010, maka saya akan jelaskan berdasarkan versi tersebut. Apa? Kamu pakai Ms Office 2007? Ga masalah, mirip-mirip kok. Apa? Kamu masih pakai Ms Office 2003? Plis deh, itu udah sewindu lebih. Apa? Ms Office kamu bajakan? Itu urusan kamu! Apa? Ms Office kamu versi 2003 dan bajakan? Wuargh!! Apa? kamu belum

kaki kanan dan kaki kiri

Minggu pagi yang cerah, kaki kanan dan kaki kiri sedang bersepeda bersama waktu itu. Setelah keduanya hampir lelah mengayuh dan memutuskan untuk kembali pulang, mereka menyempatkan diri sekadar membeli makan pagi, alias sarapan dalam bahasa manusia. Mampirlah mereka membeli ketupat sayur di pinggir jalan, dibungkus, pakai telor. Masukkan ke keranjang sepeda di bagian depan; cukup satu bungkus yang akan mereka makan bersama; memang rukun sekali mereka berdua. Dari situ, kedua kaki itu benar-benar hendak pulang. Tapi tunggu dulu, mereka tiba-tiba ingat sesuatu. Persediaan uang di dompet tuannya menipis. Kebetulan – qodarullah, red - di seberang jalan sana ada ATM * Automatic Teller Machine , bukan Anjungan Tunai Mandiri. Mereka kayuh kembali sepedanya ke ATM yang masih satu komplek dengan Apotik Rini itu. Apotik –yang entah kenapa- paling laris dari beberapa apotik yang ber- jejer di sepanjang Jalan Balai Pustaka. Sampailah sepasang kaki itu di tempat tersebut. Ramai-ramai; rupanya se

adverse vs disclaimer

Opini auditor mana yang lebih baik, atau lebih tepatnya mana yang lebih buruk: adverse (tidak wajar) atau disclaimer (tidak menyatakan pendapat). Terkadang --atau bahkan selalu-- ada perbedaan pendapat dalam sebuah disiplin ilmu; tetapi tidak selalu didapatkan kata sepakat. Tidak berbeda juga dalam akuntansi dan audit, para 'ahli' berbeda pendapat tentang apakah opini adverse lebih 'baik' dari opini disclaimer atau sebaliknya. Sebelum 'menentukan' jawabannya, ada baiknya kita baca kembali penjelasan masing-masing opini. Pendapat Tidak Wajar/TW ( adverse opinion ) adalah opini yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan (LK) tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan sesuai dengan standar akuntansi. Opini ini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan mengandung banyak sekali kesalahan atau kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan secara